Kamis, 25 Juli 2013

"Kisah 3 Pelajar Yang Mencari Dunia dan Mati Dihadapan Dunia Mereka"


Sebuah riwayat yang berkait dengan Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri RA.
Pernah pada suatu hari beliau membawa ketiga muridnya berjalan-jalan.
Di tengah jalan ketiga muridnya bertanya,"Wahai guru kami, kamu selalu mengajarkan kepada kami bahawa Allah itu'Ala Kulli Shay'in Qadeer'Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Sekarang kami ingin agar supaya kekuasaan Allah itu bisa kami lihat buktinya. Mintalah kepada Allah sesuatu yang kami inginkan."
Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri RA mengatakan,"Bersabarlah kalian."
Tetapi ketiga-tiga muridnya tetap juga memaksa. Kemudian, Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri RA meminta kepada ketiga muridnya untuk mengumpulkan batu-batu kecil. Setiap murid mengumpulkan batu-batu kecil sehingga ada 3 kumpulan batu kecil.
Kemudian Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri mengangkat tangannya dan berdoa, begitu juga dengan ketiga muridnya.
Berubah batu itu menjadi emas. Selepas batu itu bertukar menjadi emas, kemudian ketiga muridnya mengatakan,"Wahai guru, disinilah tempat berhentinya perjalanan kami."(maksudnya ketiga murid syeikh ini belajar dan menghadiri majlis-majlis ta'lim tujuannya adalah mencari dunia. Di dalam hatinya tiada cinta kepada Allah tetapi cinta kepada dunia)
Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri RA meneruskan perjalanannya dan ketiga muridnya tidak mengikuti gurunya. Begitu selesai ternyata ketiganya lapar.
Kemudian berkata salah seorang daripada ketiga murid itu,"Kita lapar, kita harus beli makanan. Kalau begitu kita harus mengutus salah seorang daripada kita untuk membeli makanan."
Yang lain berkata,"Baiklah. Kita tidak mempunyai wang, ambillah satu batu dari batu-batu kita untuk membeli makanan."
Salah seorang daripada mereka mengambil batu dan kemudian mencari kedai yang dekat untuk membeli makanan.
Yang mencari makanan ini berfikir,"Kalau seandainya aku membeli makanan untuk berdua temanku yang aku tinggalkan dan makanan itu aku campur dengan racun, pasti mereka berdua akan mati dan aku bisa mendapatkan kekayaan yang lebih besar, semua emas mereka akan aku miliki."
Dua murid Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri yang tertinggal berfikir yang sama. Mereka bermusyawarah untuk melakukan kejahatan, mereka mengatakan,"Seandainya teman kita nanti datang membawa makanan dan kita bunuh dia maka kekayaan (emas) dia akan kita bahagi menjadi dua."
(Orang yang dihatinya ada cinta kepada dunia, akan mahir berbagai macam perbuatan yang tidak baik yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan)
Kemudian terjadilah apa yang dirancangkan, pulanglah yang membawa makanan lalu dibunuh oleh kedua temannya dan makanan yang dibawa kemudian dimakan oleh keduanya maka matilah kedua murid itu oleh kerna racun yang dicampur ke dalam makanan.
Ketiga-tiganya mati dihadapan emas-emas atau dunia yang mereka miliki.
Tidak terlalu lama kemudian, Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri kembali dari perjalanannya dan melihat ketiga muridnya dalam keadaan mati dihadapan dunia yang mereka cintai.
Dan keluarlah dari mulut Syeikh Abu Hassan Al-Syatiri,"Cinta dunia adalah merupakan pangkal dari segala kerosakan."
"Ya Allah, anugerahkan kepadaku cinta-Mu dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu, dan amal perbuatan yang mendekatkan aku kepada cinta-cinta itu."
Dikisahkan oleh Prof Dr. Al-Habib Umar Ibrahim As Seggaf
اللهمَّ صلِّ على سيِّدنا محمَّد وعلى آلِه وصحبِه وسلِّم

Sabtu, 13 Juli 2013

Kisah Yang mengharukan

Tatkala masih di bangku sekolah, aku hidup bersama kedua orangtuaku dalam lingkungan yang baik. Aku selalu mendengar doa ibuku saat kupulang dari keluyuran dan begadang malam. Demikian pula ayahku, ia selalu dalam shalatnya yang panjang. Aku heran, mengapa ayah shalat begitu lama, apalagi jika saat musim dingin yang menyengat tulang.
Aku sungguh heran, bahkan hingga aku berkata kepada diri sendiri :
"Alangkah sabarnya mereka....setiap hari begitu...benar- benar mengherankan! "
Aku belum tahu bahwa disitulah kebahagiaan orang mukmin dan itulah shalatnya orang-orang pilihan. Mereka bangkit dari tempat tidurnya untuk munajat kepada Allah.
Setelah menjalani pendidikan, aku tumbuh sebagai pemuda yang matang. Tetapi diriku semakin jauh dari Allah. Padahal berbagai nasehat selalu kuterima dan kudengar dari waktu ke waktu.
Perkenalanku dengan teman-teman membuatku agak ringan menanggung beban sebagai orang terasing.
Disana, aku tak mendengar lagi suara bacaan Al-Qur'an. Tak ada lagi suara ibu yang membangunkan dan menyuruhku shalat. Aku benar-benar hidup sendirian, jauh dari lingkungan keluarga yang dulu kami nikmati.
Pendidikan baruku sungguh menyenangkan. Aku lakukan tugas-tugasku dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Tetapi, hidupku bagai selalu diombang-ambingkan ombak. Aku bingung dan sering melamun sendirian .... banyak waktu luang ... pengetahuanku terbatas.
Aku mulai jenuh ... tak ada yang menuntunku di bidang agama. Aku sebatang kara.
Aku bosan dengan rutinitas.. Sampai suatu hari terjadilah sebuah peristiwa yang hingga kini tak pernah aku lupakan.
Ketika itu, aku pergi kesebuah rumah sakit ternama di kawasan Jakarta, Aku melihat seseorang wanita yang terbujur kaku dalam kondisi Koma, Terlihat ada yang menuntun mereka mengucapkan kalimat syahadat. Ucapkanlah "Laailaaha Illallaah .... Laailaaha Illallaah .." Namun wanita tersebut Hanya bisa terdiam dengan nafas yang tersenggah-senggah, Tak lama kemudian tak ada yang gerakan dari seorang wanita tersebut, Lalu akupun bergegas untuk memanggil dokter, dan dokterpun sudah tak sanggup lagi menolongnya, Tangisan dari keluarga tersebut semakin keras keras dan keras,
Ia berkata "Manusia akan mengakhiri hidupnya dengan baik atau buruk.. Kesudahan hidup itu biasanya pertanda dari apa yang dilakukan olehnya selama di dunia".
Perjalanan ke rumah sakit terasa singkat oleh pembicaraan kami tentang kematian. Pembicaraan itu makin sempurna gambarannya tatkala ingat bahwa kami sedang membawa mayat. Tiba-tiba aku menjadi takut mati. Peristiwa ini benar-benar memberi pelajaran berharga bagiku. Hari itu, aku shalat khusyu' sekali.
Tetapi perlahan-lahan aku mulai melupakan peristiwa itu. Aku kembali pada kebiasaanku semula ... Aku seperti tak pernah menyaksikan apa yang Peristiwa tersebut, Tetapi sejak saat itu, aku semakin sering khawatir tentang keadaan orang tua yang kini aku tak bersama mereka.
Sungguh akupun rindu akan suasana-suasana pada saat aku kecil dulu, namun apa daya akupun beranjak dewasa dan harus biasa hidup mandiri dan jauh dari perhatian orang tua
* * *
Bila tiba saatnya kelak, kita menghadap Allah Yang Perkasa, hanya ada satu harap, semoga kita menjadi penghuni surga. Biarlah dunia jadi kenangan, juga langkah-langkah kaki yang terseok, di sela dosa dan pertaubatan.
Hari ini, semoga masih ada usia, untuk mengejar surga itu, dengan amal-amal yang nyata : "memperbaiki diri dan mengajak orang lain"..
Allah SWT berfirman: "Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. "
(QS. Al-Imran:185)
Rasulullah SAW telah mengingatkan dalam sabdanya, "Barang siapa yang lambat amalnya, tidak akan dipercepat oleh nasabnya."
Orang yang cerdik dan pandai adalah yang senantiasa mengingat kematian dalam waktu-waktu yang ia lalui kemudian melakukan persiapan persiapan untuk menghadapinya.
Note : amalkan ilmu, sampaikan walau satu ayat. Salah satu amalan yang terus mengalir walau seseorang sudah mati adalah ilmu yang bermanfaat.
Begitulah hendaknya kamu nasehati dirimu setiap hari karena kamu tidak menyangka mati itu dekat kepadamu bahkan engkau mengira engkau mungkin hidup lima puluh tahun lagi, kemudian kamu menyuruh dirimu berbuat taat, sudah pasti dirimu tidak akan patuh kepadamu dan pasti ia akan menolak dan merasa berat untuk mengerjakan ketaatan.
Nasehat ini terutama untuk diri saya sendiri, dan saudara-saudaraku seiman pada umumnya.

Kamis, 11 Juli 2013

Ketika Jarak Menjadi Alasan, Yang dekatpun menjadi Pilihan




Pacaran jarak jauh, atau yang lebih gaul dan keren disebut Long Distance Relationship (LDR), seringkali dijudge sebagai hubungan yang tidak serius dan lebih baik jangan dijalani karena banyak makan hati dan pikiran . Coba, siapa yang setuju dengan pernyataan tersebut?
Setelah bertanya kepada para sahabat, tak sepenuhnya setuju. Karena telah banyak pula yang membuktikan bahwa LDR tidak seburuk itu. Mereka berpegang prinsip 4K yaitu Komitmen. Komunikasi. Kejujuran. Kesetiaan. Tentu semuanya harus menjadi pedoman serta paket yang lengkap agar hubungan tetap langgeng serta awet dan dapat berjalan lancar. Toh sebenarnya tidak jaminan juga bila sering bertemu hubungan langsung lancar dan tanpa kendala. Malah sering ketemu akan membuat kita menjadi Jenuh serta Bosan. Jadi semua kembali pada individualnya yang menjalaninya.




Saat itu aku lagi liburan sekolah, dan ketemu seorang wanita namanya mawar. Kedekatan aku sama dia diawali pas ada suatu kegiatan sekolah. Diantara sekian banyak wanita, hanya dia ngirim SMS ucapan “Selamat Pagi”, yang mana pas aku bales ucapannya “Selamat Pagi juga, Semangat yah buat hari ini” (sambil aku tersenyum melihatnya), malah terdengar sampe keteman-teman dia yang lain, malah berbuah ledekan. “Iih kok dia ngirimnya ke elo siiih. Jangan-jangan ada maksud tuuuh. Cieee” aku pun diledek oleh teman-temannya. Padahal ya aku engga kepikiran sampe kesana. Tapi ya dari situ kami cukup intens SMSan. Tekor juga sekali SMS tuh kalo ga salah 600 perak. Kemudian aku pun ngobrol dengannya hanya sekedar ngobrol kecil biasa aja, engga ada maksud PDKT. Pas waktu aku pulang sekolah aku mengajaknya untuk jalan, ketika itu dia pun menerima tawaranku. Disana kami makan, dan nonton. Setelah pulang dari jalan bareng itu, ya makin sering SMS-an. Telponan serta friendster. Entah karena saat itu aku lagi desperate engga punya cewe atau emang diem-diem aku naksir, mulailah PDKT dilancarkan. Awalnya sulit. Dia itu tipe cewe cuek. Sebagai teman, dia sosok yang asik. Tapi sebagai target PDKT, ngedongkolin banget. Gengsinya tiba-tiba naik 100%. Yang biasanya SMS-an balesnya cepet, jadi dilama-lamain dan singkat banget. Biasanya SMS duluan, jadi ga pernah. Engga pernah nyapa aku duluan lagi. Kayanya dia mengendus rencana PDKT yang aku lakukan, jadi dia bersikap defensif. Aku hampir kehabisan akal untuk ngedektin dia.  Untungnya satu hal yang suka aku lakuin ketika aku jatuh cinta atau putus cinta adalah nulis. Entah itu cerpen, puisi, pantun atau lirik. aku mencoba membuat sesuatu yang spesial buat deketin dia. Yaitu lewat puisi dan pantun tentang dia, Sebagai rasa ungkapan perasaan cinta. Ya, kreatipitas emang suka muncul pas lagi falling in love. Pertamanya gue minta alamat dia, pura-pura mau ngasi makanan. Dia kaget. Ngapain aku  ngirim makanan segala. Tapi ya aku bilangini makanan enak banget gak ada duanya pokoknya gak nyesel deh kalau nyobain. Akhirnya dengan makanan itu aku diberikan alamat rumahnya. Pas  sehari setelah aku kirim, dia SMS. Ngerasa terkejut dengan makanan spesial yang aku kasih. Dia pun mulai membuka pembicaraan dengan membaca maksud aku ngirimin itu semua. Aku PDKT sekitar 1 bulan. Singkat kata, akhirnya dia nerima aku.

Seiring berjalannya waktu kamipun berpindah tempat, Aku bertempat tinggal di Jakarta sementara Mawar bertempat tinggal di Bandung. Pertama kalinya aku jalanin hubungan jarak jauh, awalnya aku sedikit pesimis, karena aku engga biasa pacaran jarak jauh. Setelah beberapa hari aku jalanin, sehari, seminggu,1 bulan dan bulan selanjutnya jujur aku kaget.. Karena dalam beberapa bulan cuma bisa beberapa kali berjumpa, padahal dalam hati aku ingin hari-hariku bisa bersamamu. Ketika aku kesepian, aku binggung apa yang harus aku lakukan untuk mengisi hari-hariku yang sepi kini, Ingin aku berjumpa dengannya. Tapi dia jauh dan sangat jauh, Kemudian aku hanya  bisa berdiem dan sedih akan keadaanku saat ini, mungkin karena aku merasa,aku engga mempunya dia yang biasa temani aku lagi, karena kini jarak yang membuat aku dan dia jauh. Tetapi ada sensasi tersendiri bahkan mungkin tertantang untuk menjalaninya. Kadangku merasa iri melihat teman-temanku yang bisa pergi kemana-kemana yang mereka suka dan dapat menghabiskan waktunya berdua, Namun kini aku berbeda dengan mereka. Karena kini jarang bertemu, membuatku setiap bertemu dengannya walau hanya beberapa jam begitu sangat berarti dan aku sangat antusias., Dan karena hubungan yang jauh ini aku dapat belajar betapa berharganya waktu.
             Dulu jika aku sedang rindu dengannya, aku hanya bisa mengirim sebuah pesan singkat dan menelponnya, jika pulsa tidak ada yah berarti tidak bisa berkomunikasi dengannya. Pemakaian internet belom canggih sekarang. Handpone yang banyak dipake pun masih item putih dan masih sedikit orang yang mempunyai Handpone bergambar, Bahkan tidak ditemuin smartphone dengan fasilitas chatting yang mudah kaya BB atau android. Kami mencoba untuk bertahan. Kuat sih 6 bulan lebih, tapi ketika bulan ke-6 LDR itu ada rasa yang ilang akibat jarangnya komunikasi. Akhirnya beberapa hari menjelang bulan ke-7 , kami putus karena mungkin jenuh dan merasa kesepian, Kini, justru ketika aku kehilangan dia, karena emang jarak telah mengikis perasaannya.



Mungkin kini dia telah bahagia dengan seseorang yang telah bersamanya, karena jarak dia bersama pacar barunya lebih dekat dan tak perlu buang-buang uang serta tak akan merasa kesepian kembali karena pacar barunya bisa menemani hari-hari bersama. Sedangkan saat bersamaku dia hanya bisa menghabiskan waktunya hanya sebentar saja bertemunya. Mungkin karena Jarak menjadi suatu alasan untuk menghancurkan hubungan kita. Dan disaat itu pula yang dekat menjadi pilihannya. Sebenarnya aku sangat kecewa dengan keputusannya akan putusnya hubungan ini, karena emang jarak yang telah mengikiskan perasaannya.

                Kegagalan dalam bercinta bukan berarti kiamat , akan tetapi kegagalan adalah sebuah pengalaman dan harus dicarikan solusinya. Hari – hari yang indah kini telah hilang. Aku coba menjalani kehidupanku dengan rasa tegar walau terkadang rasa kesepian hinggap dan selalu menghantui pikiranku.

Nuzulul Qur'an

Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling mulia bila dibandingkan dengan bulan yang lain. Karena di dalam bulan Ramadhan ada Lailatul Qadar, segala dosa umat manusia diampuni dan segala amal perbuatan kebaikan dilipatgandakan pahalanya oleh Allah Swt. dan di dalam bulan Ramadlan al-Qur’an pertama kali di turunkan. Peristiwa tersebut tidak pernah ada pada selain bulan Ramadhan. Selain kitab al-Qur’an Allah juga menurunkan kitab-kitab samawi yang lain seperti kitab Taurot, Zabur dan Injil. Hanya saja hukum syariat Islam yang tertuang di dalam masing-masing kitab tersebut satu sama lain tidak sama tetapi dalam masalah ketauhidan (ketuhanan) semua kitab sama yakni sama-sama mengajarkan kepada umat manusia agar menyembah dan meng-Esa-kan Allah SWT.
Al-Qur’an adalah mukjizat nabi Muhammad Saw yang paling agung bila dibandingkan dengan Mukjizat-mukjizat yang lain yang dimiliki oleh beliau Nabi dan atau bila dibanding dengan mukjizat-mukjizat lain yang dimiliki oleh para Nabi sebelum Nabi Muhammad. Adalah wajar jika sampai saat ini bahkan sampai hari kiamat nanti keaslian al-Qur’an masih tetap terjaga. Karena mustahil tidak ada satu orangpun di dunia ini yang dapat memalsukan/merubah ayat-ayat al-Qur’an apalagi mampu menyaingi keindahan kalam-kalam al-Qur’an. Seorang orientalis Barat yang bernama H.A.R Gibb pernah mengatakan bahwa “ Tidak ada seorang pun dalam seribu lima ratus tahun ini yang telah memainkan alat bernada nyaring yang sedemikian nyaring dan indah serta sedemikian luas getaran jiwa yang diakibatkannya, seperti yang di baca Muhammad (al-Qur’an)”. Itulah barangkali salah satu bukti keagungan al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada nabi Muhammad Saw. 14 abad yang silam. al-Qur’an memiliki ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki oleh mukjizat yang lain yang hanya bisa dinikmati dan disaksikan pada zamannya saja. Sejak pertama kali diturunkan al-Qur’an telah mampu merubah arah dan paradigma peradaban ummat manusia dari kesesatan menuju kebenaran dan kebahagian dunia maupun akhirat. Hal ini merupakan salah satu pengaruh ajaran dan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam al-Qur’an.
Al-Qur’an pertama kali diturunkan pada malam Lailatul Qadar tanggal, 17 Ramadhan tepatnya saat beliau Nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun. al-Qur’an diturunkan ke bumi tidak sama dengan kitab-kitab sebelumnya yang diturunkan hanya satu kali langsung selesai. Tetapi al-Qur’an diturunkan dengan cara berangsur-angsur atau sedikit demi sedikit (bertahap) sesuai dengan kebutuhan atau sesuai dengan permasalah yang terjadi saat itu untuk memberikan jawaban atas permasalah yang dihadapi para Sahabat nabi kala itu.
Al-Qur’an diturunkan (Nuzulul Qur’an) membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Apa hikmahnya? Adalah untuk menguatkan rasa cinta hati nabi Muhammad dan para sahabat nabi agar selalu merasa senang setiap kali turunnya ayat al-Qur’an. Disamping itu, al-Qur’an diturunkan dengan cara berangsur-angsur agar supaya para sahabat lebih mudah menghafalkan ayat-ayat al-Qur’an yang telah diturunkan lebih dahulu.
al-Qur’an diturunkan ada kalanya yang mempunyai sebab (Asbab an-Nuzul) seperti ayat al-Qur’an yang diturunkan untuk menjawab sebuah pertanyaan dari permasalah yang dihadapi para sahabat Nabi kala itu, ataupun pertanyaan yang disampaikan oleh orang-orang kafir. Namun ada juga ayat al-Qur’an yang diturunkan tetapi tidak mempunyai Asbab an-Nuzul seperti ayat al-Qur’an yang diturunkan untuk menceritakan umat-umat Nabi terdahulu atau menjelaskan tentang perkara-perkara gaib yang akan terjadi di hari nanti. Seperti ayat al-Qur’an yang menjelaskan tentang surga atau neraka, ataupun ayat al-Qur’an yang menggambarkan tentang kejadian hari kiamat nanti, ayat-ayat al-Qur’an yang seperti itu diturunkan tidak mempunyai \Asbab an-Nuzul. Ayat al-Qur’an seperti itu, diturunkan oleh Allah dimaksudkan untuk memberikan hidayah kepada umat manusia agar mau mengambil hikmah dari semua kejadian yang diceritakan oleh al-Qur’an terutama ayat al-Qur’an yang menceritakan tentang adzab, musibah dan bencana dari Allah yang diturunkan kepada ummat-ummat terdahulu yang merupakan akibat dari perbuatan dosa yang telah mereka lakukan. Sehingga kita semua mau kembali ke jalan yang benar yang diridhoi oleh Allah Swt untuk tidak melakukan dosa dan maksiat kepada Allah Swt.
Al-Qur’an diturunkan oleh Allah Swt. sebanyak 30 juz, 114 surah, 6.666 ayat. Isi kandungannya dibagi menjadi tiga bagian. Sebagian dari isi al-Qur’an menjelaskan tentang sifat wajib Allah. Sebagian yang lain isi kandungan al-Qur’an menjelaskan tentang hukum-hukum syariat Islam dan sebagian diantaranya menceritakan tentang kejadian dan perilaku umat nabi terdahulu baik umat yang beriman kepada Allah ataupun umat yang inkar kepada-Nya.

Ada sebuah pertanyaan yang sangat sederhana. al-Qur’an adalah kalamullah (Firman Allah), Kalamullah secara tinjauan ilmu tauhid adalah sesuatu yang tidak ada huruf dan tidak ada suaranya, ( Maa laisa biharfin walaa sautin ) tapi kenapa al-Qur’an yang merupakan kalamullah ternyata ada huruf dan ada suaranya bila dibaca? Dalam sebuah keterangan dijelaskan bahwa kalamullah terbagi menjadi 2 (dua) bagian:
1. Ada kalamullah sebangsa sifat yang maha terdahulu yang melekat pada dzatnya Allah. Kalamullah seperti itu yang tidak ada huruf dan suaranya;
2. Ada Kalamullah sebangsa lafadz yang diturunkan kepada para Nabi/Rasul, Kalamullah yang seperti ini yang ada huruf dan suaranya. Seperti al-Qur’an, Taurot, Injil dan Zabur.
Untuk itu, dengan momentum bulan Ramadlan ini mari kita sama-sama untuk membudayakan agar rumah, kantor, masjid/mushola dan sekolahkita selalu dihiasi dengan bacaan al-Qur’an. Jadikan generasi muda kita generasi yang cinta al-Qur’an, jadikan hidup kita agar selalu berpegang teguh dengan ajaran al-Qur’an. Insya Allah semakin sering kita membaca dan mengamalkan perintah al-Qur’an semakin besar harapan kita untuk mendapatkan syafa’at dari al-Qur’an di hari Kiamat nanti. Amiin.
Abdul Rofi’ Afandi